Thursday, October 04, 2007

Pemuda Pelopor Jawa Timur asal Pamekasan

Lulusan STM yang Sukses Memodifikasi Kincir Angin

Prestasi yang diraih Hendry Darmawan, 28, asal Desa Buddih, Kecamatan Pademawu, patut dibanggakan. Atas keberhasilannya memodifikasi kincir angin, dia terpilih sebagai pemuda pelopor yang akan mewakili Jawa Timur ke tingkat nasional.

Latar belakang pendidikan terkadang tidak memengaruhi kemampuan seseorang. Begitulah yang dialami oleh Hendry Darmawan. Meski hanya berlatar belakang lulusan STM (sekolah teknik menengah), dia mampu menunjukkan karya besar. Yakni, memodifikasi kincir angin yang konvensional menjadi fleksibel.

Prestasi itu mendapat apresiasi dari banyak pihak. Termasuk dari tim dewan juri pemuda pelopor tingkat Jawa Timur. Prestasi Hendry mencuri perhatian dewan juri yang kemudian memberinya tiket menuju tingkat nasional.

Untuk menuju tingkat nasional, pria yang kini telah berputra itu harus berjuang keras mengikuti berbagai ujian. Termasuk, ujian lapangan yang dilakukan tim dewan juri pemuda pelopor tingkat nasional dari Jakarta. Kemarin tim dewan juri dari Jakarta mendatangi Hendry untuk "menginterogasi" seputar karya besarnya.

Bertempat di Balai Desa Buddih, Kecamatan Pademawu (8 km arah tenggara Kota Pamekasan), Hendry secara lugas memresentasikan hasil karyanya. Menurut dia, karya yang dihasilkannya itu diperoleh dari inspirasi saat mengunjungi lahan pegaraman. "Saya melihat kincir angin yang ada selama ini hanya mengandalkan angin satu arah. Makanya, saya berpikir untuk memodifikasi agar arah kincir angin bisa dari berbagai arah," katanya meyakinkan.

Untuk memodifikasi kincir angin agar bisa menerima angin dari berbagai arah itu, Hendry memodifikasi bagian mekanik kincir. Jika sebelumnya tak menggunakan kemudi, dengan hasil karyanya Hendry membuatkan kemudi. "Kemudi itu akan bisa diterpa angin dari segala arah. Untuk memudahkannya, di dalam kincir angin kita pasangkan as atau sejenis roda agar bisa leluasa berputar," terangnya.

Alhasil, Hendry pun menjadi orang pertama yang mampu memodifikasi kincir angin agar lebih fleksibel. "Saya tidak pernah berpikir untuk mematenkan temuan ini. Sebab, saya semata-mata ingin membantu warga saja," terangnya polos. "Kincir angin fleksibel ini bisa bermanfaat untuk bidang industri, seperti garam dan home industry, pertanian, perkebunan untuk menyiram tembakau, maupun untuk memelihara ikan di tambak," sambungnya.

Kini kincir angin hasil karya Hendry telah dipasang di delapan desa di Pamekasan. Terutama, di desa-desa yang kebanyakan penduduknya mengandalkan produksi garam sebagai mata pencaharian utamanya. "Yang pasti, dengan kincir angin, ini akan menghemat energi, efisien dan terjangkau," terangnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setkab A. Razak Bahman melalui Kasubag Pemuda dan Olahraga M. Yasin menjelaskan, sosok Hendry memang termasuk pemuda yang ulet. Hendry memiliki banyak aktivitas dalam kesehariannya. "Banyak organisasi yang diikutinya. Mulai dari remaja masjid, ketua klub voli, termasuk memelopori pemuda setempat dalam hal keterampilan cat air brush," jelas Yasin.

Atas dasar itulah, banyak yang mendasari kepeloporan Hendry. Terutama bidang kewirausahaan dan teknologi tepat guna. "Untuk kewirausahaan sudah jelas, dia memelopori pemuda desanya untuk berusaha bidang pengecatan. Untuk teknologi tepat guna, ya modifikasi kincir angin itu," paparnya.

Yasin berharap Hendry bisa mengharumkan nama Pamekasan dan Jawa Timur di pentas nasional. Dengan kemampuan dan kepeloporannya di bidang kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi tepat guna, Hendry diyakini bisa meraih prestasi gemilang tingkat nasional. (AKHMADI YASID)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 01 Okt 2007