Thursday, October 04, 2007

Pemerintah Kabupaten Bangkalan Bangun Pasar Induk

Diproyeksikan Jadi Pusat Kulakan di Madura

Tahun ini Pemkab Bangkalan bakal menyelesaikan salah satu obsesi terbesarnya. Yakni, pembangunan Pasar Induk yang kelak bakal menjadi pasar kulakan di Madura seiring selesainya jembatan Suramadu dan pengembangan kota.

Tidak lama lagi kawasan Jalan Halim Perdanakusumah atau dikenal dengan Jalan Lingkar Luar (ring road), bakal menjadi basis pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Bangkalan. Setidaknya, itu mulai terlihat dari aktivitas pembangunan Pasar Induk yang kini tengah dilaksanakan oleh Pemkab Bangkalan.

Seiring dengan dibangunnya Pasar Induk, kini kawasan ring road sudah banyak berdiri perumahan-perumahan yang dibangun pengembang yang kelak bakal menopang keramaian pasar. Tidak hanya itu. Dikawasan ring road pula, juga terdapat kompleks gelanggang olahraga (GOR) yang konon bakal terbesar di Madura, yakni GOR SAKA.

Belum lagi berdirinya gudang-gudang serta tempat usaha di sepanjang jalan yang mengitari Kota Bangkalan bagian timur itu. Pengembangan pembangunan kearah selatan kota memang menjadi program Pemkab Bangkalan. Itu menyusul perkembangan kota yang dinilai sudah mengalami kejenuhan, khususnya di pusat Kota Bangkalan.

Apalagi, menjelang jembatan Suramadu, penataan kota pun harus disesuaikan dengan tata ruang yang ada. Sehingga perkembangan Kota Bangkalan yang berjarak sekitar 5 km dari pintu masuk tol jembatan Suramadu di Kecamatan Burneh itu tetap akan bisa berkembang.

Khusus pembangunan Pasar Induk yang dianggarkan senilai Rp 50 miliar lebih, pemkab berobsesi menjadikanya sebagai pusat grosir di Madura. Sebab, letaknya menguntungkan, yakni berdekatan dengan Surabaya. "Kedepan, memang diusahakan pasar ini bakal menjadi pusat grosir menggantikan posisi Pasar Turi (pusat grosir kulakan, Red.) di Surabaya. Paling tidak masyarakat Madura yang akan kulakan nantinya bisa hanya sampai di Bangkalan saja tidak perlu ke Surabaya untuk kulakan," kata Kadis Kimpraswil Bangkalan, Ir H Tamar Djaja MM, kemarin.

Untuk bisa menggapai obsesi itu, Pemkab harus merogoh kocek senilai Rp 50 miliar. Selain itu, menyediakan lahan yang akan digunakan seluas 6,8 hektar dengan komposisi pasar tradisional dan semi modern.

Untuk pasar semi modern akan dibangun 2 lantai dan sebagian 3 lantai yang berada disisi timur. Sedangkan khusus pasar tradisionalnya yang berada di sisi barat pasar semi modern, dibangun 1 lantai yang terdiri dari beberapa blok.

Pembangunan Pasar Induk ini, kata Tamar, juga merupakan pengganti pasar baru Kota Bangkaklan yang saat ini berada di tengah-tengah kota atau disebelah utara alun-alun. Kondisi pasar pasar yang sudah jenuh, baik dari sisi situasi lalu lintas, keindahan dan kepadatan pusat kota, menjadi dasar perpindahan pasar tersebut ke kawasan ring road. "Selain harapan Bapak Bupati untuk mengembangkan kawasan segitiga emas di kawasan ring road, dibangunnya pasar induk ini juga untuk menampung para eks pedagang pasar kota yang ada saat ini," tukas Tamar.

Dijelaskan, pembangunan pasar induk dilakukan bukan tanpa perhitungan. Sebaliknya, ditata dengan konsep untuk memudahkan konsumen maupun penjual yang bakal berada di Pasar Induk. Dan, tata letak pedagang di pasar induk ini juga diatur berdasarkan jenis jualan dalam blok-blok tersendiri.

Misalnya, untuk pedagang sayur mayur ada di blok tersendiri, dan pedagang makanan ringan dan daging, tidak akan disatukan dengan pedagang pakaian dan sebagainya. "Yang jelas Pasar Induk ini nantinya akan mengedepankan keindahan, kenyamanan, dan keamanan juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas umum seperti toilet yang memadai, kemudian lahan parkir yang luas, taman, bak sampah, menara air dan masjid," terangnya. "Kita yakin untuk pasar tradisional bakal rampung akhir tahun ini," pungkasnya. (RUSLI DJUNAIDI)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 12 Agt 2007