Sastrawan Bicara Siswa Bertanya
Taufiq Ismail-Zawawi Ajak Siswa Gemar Membaca
Begawan sastra di Indonesia turun ke daerah-daerah untuk memacu minat baca di kalangan siswa. Kemarin, rombongan sastrawan ini datang ke Kota Bangkalan.
Siapa yang tidak kenal nama Taufiq Ismail dan D. Zawawi Imron? Kedua bagawan sastra ini berada di hadapan sekitar sekitar seribu siswa-siswi SMA Bangkalan. Kedatangan Taufiq Ismail dan Zawawi untuk menjadi pembicara kegiatan bertajuk Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (SBSB) di Pendapa Pratanu Pemkab Bangkalan.
SBSB difasilitasi Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. Tak hanya Taufiq Ismail dan Zawawi Imron yang hadir. Juga ada sastrawan Joni Ariadinata, Imam Soleh sebagai aktor, dan Jamal D. Rahman sebagai presenter. Bupati Bangkalan Fuad Amin serta pejabat teras pemkab juga hadir.
Ketua rombongan adalah Taufiq Ismail. Dia bilang, SBSB bertujuan untuk meningkatkan minat baca yang dimulai dari karya sastra. "Membaca sastra bukan untuk menjadi sastrawan. Tapi menggugah minat baca," terang penyair kondang Indonesia ini.
SBSB yang dilakukan sastrawan sudah memasuki tahun ketujuh. Kegiatan ini dilakukan di 220 SMA yang tersebar di 120 kota se Indonesia. "Saya sangat senang karena di sini (Bangkalan, Red) bisa ketemu siswa-siswi SMA. Yang cewek cantik-cantik," kata Taufiq Ismail disambut aplaus. "Yang cowok," terdiam sesaat, "jelek," ujarnya sambil tersenyum. Suasana pun menjadi hidup. Siswa yang tumplek blek di aula Pendapa Pratanu terus bertepuk tangan mengelu-elukan sang bagawan sastra itu.
Suasana makin hidup ketika Zawawi Imron tampil. Dia langsung mengepalkan tangan kanannya ke atas sebagai tanda sapa kepada peserta SBSB. Pada kesempatan itu, penyair yang tinggal di Batang-Batang, Sumenep, ini membacakan 3 karya puisinya. "Dengan sastra, membuat hati dan bahasa kita menjadi lembut," tukasnya.
Sedangkan Kadinas P dan K Bangkalan, Drs H Afandy, mengatakan bahwa kegiatan SBSB sangat penting. Sebab, belakangan ini anak-anak menyukai karya dan budaya dari luar. "Belakangan ini, secara perlahan anak-anak kita dicekoki budaya luar yang belum tentu sejalan dengan budaya kita," ujarnya.
Nah, dengan turunnya sastrawan untuk berbicara langsung kepada siswa SMA, diharapkan minat baca kalangan pelajar, khususnya karya satra dan seni, bisa semakin tinggi. "Kalau tidak jemput bola seperti ini, lambat laun budaya kita akan dijajah dan digeser oleh budaya luar," ulas Afandy.
Selain penampilan sastrawan, siswa dari SMA Bangkalan juga unjuk kebolehan. Seperti, penampilan kisah "Bangsacara Ragapadmi" oleh siswa-siswi SMAN 2 Bangkalan. Mereka berhasil menorehkan prestasi sebagai 6 penyaji terbaik apresiasi seni di Malang. Juga pembacaan cerita pendek dari siswa SMAN 1 Bangkalan. (TAUFIQURRAHMAN)
Sumber: Jawa Pos, 31/05/2007
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home