Monday, June 02, 2008

Empat Tahun Renovasi Pasar Srimangunan

Digarap di Tengah Pasar Aktif, Repot Tertibkan PKL

Proyek renovasi pasar tradisional Srimangunan memang sudah hampir rampung 75 persen. Namun begitu, masalah tetap saja menggelayut. Sebab, pasar yang rencananya akan dijadikan ikon pusat perbelanjaan Kota Sampang membutuhkan penertiban yang ekstra. Utamanya ke sejumlah PKL dan objek lainnya yang berada di sekitar lokasi.

Siang itu mesin alat berat terlihat masih beroperasi. Beberapa pekerja mengolah lulur semen sebagai bahan perekat bangunan. Wajah yang memerah plus cucuran keringat yang membasahi punggungya menggambarkan betapa berat kerja mereka. Apalagi matahari bersinar cukup terik.

Para pekerja memang mesti bekerja keras merampungkan proyek. Mereka di-deadline hingga akhir 2008 proyek selesai. Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Pasar Drs H. Sangidoe mengatakan, renovasi Pasar Srimangunan merupakan proyek tahun 2004 dan harus berakhir 2008 ini.

Sedangkan Kasubdin Penetapan Dispenda dan Pengelolaan Pasar Drs H Syariful Laili mengungkapkan, anggaran yang disediakan untuk renovasi Pasar Srimangunan Rp 24.993.000.000. Rencananya pasar di tengah Kota Sampang ini akan dibangun menjadi tiga blok. Blok A digunakan sebagai tempat konveksi, baju dan outlet aksesoris pracangan. Blok B digunakan sebagai pusat lokasi makanan kering dan sejumlah kios bagi para PKL. Sedangkan Blok C digunakan sebagai pusat penjualan sayur-sayuran maupun dagangan basah, seperti ikan dan daging.

Nantinya, di sebelah kiri blok C akan dibangun area parkir yang cukup luas. Sedangkan di bagian muka pasar sebagai pusat waralaba. Sementara itu lokasi penjualan buah-buahan akan ditentukan di sebelah selatan parkir blok C. "Tepatnya berada di lokasi paling belakang dari pasar," kata Syariful.

Lokasi renovasi pasar ini total mencapai 1,6 hektare lahan. Semua areal bangunan mengggunakan alas bangunan yang dikeramik. Begitu pula dengan sekat-sekat per bagian kiosnya. Semuanya dibuat sedemikian rupa untuk digunakan dengan tertib dan bersih.

Kini ada satu yang tetap menjadi masalah bagi para pengelola. Mereka waswas untuk mengatur pedagang agar tetap konsisten di tempat yang telah disediakan.

Menurut Syariful, pedagang yang akan menempati sekitar 750 kios yang ada di bangunan pasar baru ini merupakan para penghuni lama. Mereka nantinya hanya didaftar ulang dan dikenakan biaya pemeliharaan atas hak pakai kios.

Pembangunan renovasi pasar ini memang dilakukan di tengah pasar aktif. "Makanya, butuh perhatian ekstra untuk mengatur lokasi berdagangnya para PKL," katanya.

Untuk sementara pedagang direlokasi ke sejumlah tempat penampungan sementara yang lokasinya tak jauh dari bangunan lama. "Seperti yang terlihat di sepanjang ruas Jalan Wahid Hasyim," kata Syariful.

Rencana awal sebelum proyek renovasi ini dianggarkan, PKL Pasar Srimangunan akan direlokasi ke Stadion Sampang. "Saat itu anggaran sekitar Rp 2 miliar telah disiapkan untuk pembebasan lahan," aku Syariful. Tapi karena PKL menolak keras, akhirnya proyek relokasi tidak jadi diwujudkan.

Kini Syariful berharap ada peran aktif dari PKL sendiri untuk tetap menjaga ketertiban. "Jangan sampai karena sudah diberi jatah kios, mereka masih tetap menggelar dagangannya di lantai bawah," katanya.

Begitu pula dengan objek lainnya yang berada di sekitar lokasi pasar. "Sembari menunggu lahan parkir rampung, kita sekarang sudah mulai gencar melakukan penertiban," katanya. (SILVIA RATNA D)

Sumber: Jawa Pos, Senin, 02 Juni 2008

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home