Saturday, July 21, 2007

Koleksi Antik Kereta Kencana Kesultanan Jogjakarta

Hanya Ada Dua di Dunia
Bisa memiliki salah satu di antara jenis kereta kencana yang dimiliki Kesultanan Jogjakarta, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi H Abdul Karim. Apalagi kereta kuda itu sangat antik. Bagaimana kereta kencana itu diperoleh?

Suasan sepi terasa ketika mamasuki di lingkungan rumah H Abdul Karim di Desa Keleyan, Kecamatan Socah. Tak terlihat anggota keluarga sang empunya rumah di teras depan. Yang menarik perhatian koran ini justru ada cikar kuno di depan rumah yang cukup besar itu.

Setelah lebih dekat, kereta itu terlihat semakin menarik hati. Batapa tidak. Kereta kuda itu sangat berbeda dengan cikar yang selama terlihat di Bangkalan. Ya, maklum saja. Ternyata itu kereta kencana tunggangan para raja di Kesultanan Jogjakarta.

Berbeda dengan bentuk kereta pada umumnya, kereta kencana ini memiliki ciri-ciri yang klasik dan terkesan mewah. Ornamennya dominan warna hitam dan berhias garis emas. Yang tak kalah menariknya, ada logo Kerajaan Belanda berpadu dengan logo Kesultanan Jogjakarta. Kata sang empunya rumah, kereta itu bikinan asli Kerajaan Belanda tempo dulu. "Tahun pembuatannya kata pihak Kesultanan Jogjakarta berkisar antara 1800-an," kata H Abd. Karim, pemilik kereta kencana, di rumahnya, kemarin.

Yang membahagiakan keluarga Haji Karim - panggilan akrab pria yang dikenal sebagai pengusaha besi tua ini - adalah keinginannya untuk mendapatkan kereta kencana dari Kesultanan Jogjakarta ini begitu lancar. Keluarga Kesultanan Jogjakarta tidak memersulit kala dia menyampaikan keinginannya untuk bisa mengoleksi kereta kencana tersebut.

"Alhamdulillah. Waktu itu saya bersama keluarga di Surabaya berlibur ke Kraton Jogjakarta. Kami jalan-jalan keliling kediaman sultan. Tak disangka bertemu GBPH Yudhodiningrat yang kebetulan mengurusi kereta-kereta kencana milik keluarga sultan. Pada saat itu, anak kami kepingin satu kereta di antara beberapa kereta yang ada di kraton," ceritanya. Namun, saat itu GBPH Yudhodiningrat tidak menjawab. "Beliau hanya diam, lalu masuk, entah ke mana."

Sekitar 15 menit kemudian, Yudhodiningrat keluar lagi. Dia menemui keluarga Karim. "Ternyata, beliau mempersilakan kami membawa kereta kencana tersebut," kata Karim, lalu tersenyum. Hanya, ada pesan-pesan khusus yang disampaikan kepada keluarga Karim. Yakni, agar merawat kereta kencana tersebut ketika di rumah. "Kami sangat terharu dan bangga. Sebab, kami bisa memiliki kereta kencana yang merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Jogjakarta," tutur Karim.

Yang bikin kesengsem H Karim dan keluarganya, selain kereta itu milik keluarga sultan, hanya ada dua kereta kuno jenis ini di dunia. Satu lagi milik orang Inggris. "Itu berdasarkan keterangan dari pihak Kesultanan Jogjakarta," katanya.

Kereta kuno dan langka ini kini telah berada di rumah Karim. Dia berjanji akan melaksanakan amanat dari keluarga Kesultanan Jogja agar kereta kencana itu dirawat dengan baik. "Saya tidak keberatan dan akan merawat kereta kencana ini sebagaimana yang dilakukan pihak kesultanan," ujarnya sambil menunjuk kereta yang dimaksud. (RUSLI DJUNAIDI)

Sumber: Jawa Pos, Minggu, 15 Juli 2007