Sunday, December 14, 2008

Saling Serang

Di tengah ketidakjelasan pelaksanaan pilkada putaran III di Bangkalan dan Sampang, rivalitas Kaji dan KarSa semakin memanas. Saling tuding besikap negatif pun mengemuka.


KarSa Tuding Rival Gelar Black Campaign

Tim cagub-cawagub Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) menemukan adanya black campaign yang dilakukan oleh tim cagub-cawagub Khofifah Indarparawans-MudJiono (KaJi). Tim KarSa mesinyalir adanya usaha dari KaJi agar konstituen di Bangkalan menjadi golput.

Hal itu diungkap oleh tim KarSa Yunianto Wahyudi yang mengaku menemukan adanya ajakan negatif yang dilakukan kubu Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (KaJi). ”Kami mensinyalir pihak Kaji melakukan tindakan melawan hukum,” kata Yunianto saat dihubungi Sabtu (13/12).

Lelaki yang akrab dipanggil Masteng tersebut mengatakan ada kegiatan dari kubu KaJi yang mengajak warga Bangkalan untuk tidak menggunakan hak pilihnya saat pilkada ulang nanti. Selain ajakan lisan juga ada selebaran yang menggiring masyarakat untuk tidak mencoblos.

Kampanye golput ini dilakukan di sejumlah kecamatan di Bangkalan seperti Socah, Labang, dan Kamal. Selain itu di kecamatan Ketapang Sampang, praktek serupa juga ditemukan. ”Jelas ini berbanding terbalik dengan pelaksanaan pilkada ulang yang berharap adanya peningkatan partisipasi pemilih,” tuturnya.

Kecurangan kedua yang diduga dilakukan kubu KaJi adalah dengan mengajak masyarakat kecamatan Blega lewat ajang pertaruhan. Modusnya masyarakat diajak untuk bertaruh bahwa kubu KaJi akan memenangkan coblosan ulang. Bila itu terjadi maka warga akan mendapatkan sejumlah imbalan uang.

Dia mengaku geram dengan aksi yang dilakukan oleh kubu KaJi karena kampanye hitam tersebut tak hanya dilakukan di pilkada lanjutan. Pihaknya mengaku sudah memiliki bukti yang cukup banyak tentang pelanggaran yang dilakukan kubu KaJi pada pilkada putaran kedua lalu. ”Saat itu kita tidak punya kesempatan untuk mengungkapkan di hadapan persidangan MK,” keluhnya.

Menurutnya cara ini jelas akan melukai proses membangun kepercayaan masyarakat paska putusan MK yang menyudutkan masyarakat Madura. Selain itu secara langsung merugikan KarSa supaya tetap mendapat pendukung dalam coblosan nanti. ”Jelas ini sudah tidak fair dan merugikan KarSa,” tandas Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya terus memperbanyak bukti-bukti termasuk selebaran yang disebar pada warga Bangkalan. Rencananya bila bukti tersebut dirasa sudah mencukupi akan dilaporkan pada panitia pengawas agar dilakukan penyelidikan dan penindakan.

Pihaknya langsung melakukan sejumlah antisipasi untuk meng-counter aksi kampanye gelap tersebut. Selain mensinergikan jaringan tim kampanye, KarSa aktif melakukan pendidikan politik pada masyarakat agar tetap menggunakan suaranya. ”Kita juga ajak ulama lokal dan ulama musholla untuk ikut melakukan pencerahan pada masyarakat supaya datang ke TPS,” tandasnya. (k2)

KaJi Minta Hormati Proses Hukum

Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan maraknya demo penolakan keputusan MK untuk pilgub ulang di Bangkalan dan Sampang, sebagai proses demokrasi. ‘’Saya sangat menghargai proses demokrasi yang sedang berjalan,’’ Kata Khofifah usai pertemuan dengan ratusan jamaah Muslimat NU Bangkalan, di kediaman Ketua II Muslimat NU Kabupaten Bangkalan, Nyai Salimah Holil, Jl. KH. Kholil, Kota Bangkalan, Jumat (12/12) siang.

Dalam kesempatan itu, Khofifah menyerukan kepada masyarakat Bangkalan dan Sampang untuk datang ke tempat pencoblosan (TPS). Meski sebenarnya dengan semakin berkurangnya jumlah pemilih, kemenangan Kaji lebih besar. “Namun demi kepentingan bangsa, menyukseskan agenda reformasi lebih penting,’’ ujarnya. ”Mereka boleh setuju atau tidak. Yang jelas negara kita adalah negara hukum. Proses yang ditempuh Kaji adalah proses yuridis (hukum),” lanjutnya.

Seperti diketahui demo penolakan keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) untuk mengulang pilgub di Bangkalan dan Sampang, dan penghitungan ulang di Pamekasan, beruturut – turut. Diawali dari Sampang, Bangkalan dan Surabaya .

Selain itu Khofifah menjelaskan persiapan menghadapi pilgub putaran dua plus, begitu Khofifah menyebutnya. Yang akan digarap pertama soal saksi, yang selama ini menjadi salah satu titik lemah pasangan Kaji. “Saksi akan dilengkapi. Jadi saksi akan ditambah, baik secara kualitatif dan kuantitatif. Kami ingin pelapisan – pelapisan lebih banyak, khusus Bangkalan dan Sampang,’’ tegasnya.

Dia membagi tugas dengan pasangannya Mudjiono. Semua kekuatan tim suksesnya di Jatim akan dikerahkan ke Madura. Dalam waktu dekat, lanjutnya, akan dibuka posko Kaji di Sampang dan Bangkalan. “Di posko itu nantinya tim bersama simpatisan bisa kooordinasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi,’’ katanya.

Sementara itu, Sekretaris tim pemenangan Pemilu KaJi Muhammad Mirdasy mengatkan tim KaJi dipekuat dengan menambah 100 orang tenaga baru. Bila pada Pilgub Jatim putaran pertama dan kedua hanya memiliki 100 tim sukses, kini pada putaran ketiga dipersiapkan sebanyak 200 tim sukses. “Untuk tiga kabupaten di Madura yakni Bangkalan, Sampang dan Pamekasan, kami turunkan 200 tim sukses,” ujar

Penambahan seratus timses baru ini diambilkan dari 12 Parpol pengusung dan pendukung KaJi, 15 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan 24 kuasa hukum KaJi yang berjuang saat sengeka pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK). “Para tim sukses ini diambil dari partai maupun kuasa hukum KaJi. Seperti Pak Wardi (timses di bangkalan sampang, red) ini berasal dari patriot,” kata Mirdasy yang saat dihubungi sedang berada di China.

Menurut Mirdasy, penambahan jumlah tim sukses tersebut sangat diperlukan KaJi untuk mendongkrak perolehan suara. Pasalnya, berdasarkan hasil perolehan suara pada pilgub putaran pertama dan kedua, Madura menjadi lahan suara KarSa. Dengan begitu, KaJi berusaha mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengungguli suara karSa. (kas,k1)

Sumber: Surabaya Post, Sabtu, 13 Desember 2008

Baca juga:
KPPS Boikot Pilgub Ulang
Siapkan Tuntutan

Labels:

1 Comments:

At 8:29 AM , Blogger Blog Watcher said...

CAPRES DAN CAWAPRES MULAI SALING SERANG





Hardikan, kecaman, hinaan mulai dilakukan para capres dan cawapres. Tim sukses pun tak mau ketinggalan, mulai melancarkan aksi balasan.

Mendengar kata demi kata aksi tersebut, hati serasa miris jadinya. mereka saling memburukkan, membingungkan saling serang mempertontonkan pola kampanye yang tidak sehat.

Sempitnya fikiran tim sukses pemenangan capres dan cawapres tentang strategi dan karakter calon yang diusung semakin terlihat jelas. Mereka tidak menjelaskan kepada publik apa visi dan misi capres dan cawapresnya. Yang terjadi saling serang, saling memburukkan, debat kusir. Semua yang dilakukan justru akan semakin memperparah keadaan.

Dalam mata khayal, terbayang bagaimana jika budaya saling menyerang ini berimbas ke tingkat bawah. Semua bisa menimbulkan gesekan antar simpatisan calon. Yang kalah akan terjajah, marah, sehingga menimbulkan tawuran antar pendukung.


sumber:http://asyiknyaduniakita.blogspot.com/

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home